Kecenderungan kenapa anak menjadi kelebihan berat badan karena anak dibiarkan diam tidak aktif bertahun-tahun.
Anak yang kurang gerak atau melakukan sendentary life lebih dari 3 jam sehari, disertai snacking tinggi gula otomatis akan menaikkan berat badan.
Semakin gemuk semakin malas anak bergerak dan pada akhirnya sampai pada tingkat kegemukan yang menurunkan psikologisnya dan mengisolir dia dari pergaulan dengan teman-temannya.
"Dampak jangka panjang akan berujung pada berbagai penyakit kronis saat dewasa, mulai diabetes sampai penyakit jantung,” kata Spesialis Kedokteran Olahraga dan pemerhati kebugaran anak, Indarti Soekotjo SpKO saat saat talkshow media “Yuk, Main di Luar” di Jakarta.
Lantas bagaimana gerak aktif anak untuk mencegah obesitas? "Diharapkan minimal 60 menit sehari, dengan berbagai aktivitas sedang dan berat," katanya.
Aktivitas ringan misalnya bermain, berjalan santai, bersepeda, atau berkebun, sementara aktivitas tinggi bermain basket, sepakbola, dan lari meningkatkan kemampuan kardio (jantung).
"Bisa pula aktivitas untuk meningkatkan kekuatan otot dan aktivitas untuk kepadatan tulang seperti melompat atau lompat tali," katanya.
Sementara aktivitas di luar di bawah sinar matahari pagi, sangat baik untuk memaksimalkan kebutuhan kalsium dan vitamin D.
Penelitian menunjukkan aktivitas fisik selama 60 menit sehari pada anak dapat meningkatkan stimulasi otak karena suplai aliran darah ke otak menjadi lebih baik.
Olahraga juga bermanfaat mencegah stress atau depresi pada anak mencegah depresi.
Olahraga akan merangsang pelepasan hormon endorphin dan serotonin yang membuat anak menjadi gembira.
"Membiasakan anak bergerak bisa dimulai bertahap dan jangan memberikan target terlalu tinggi yang lebih penting adalah membiasakan anak bergerak untuk sehat," katanya.