Saya seorang wanita berusia 29 tahun dan telah bercerai dengan memiliki seorang anak yang berusia 6 tahun.
Mantan suami saya adalah seorang pedagang grosiran.
Setelah bercerai dengan suami saya, saya memberikan biaya asuh bulanan kepada anak saya sekitar Rp. 1.5 juta per bulan.
Saya juga mengontrak rumah di sekitar tempat tinggal ibu saya.
Saya bekerja di perusahaan swasta dengan penghasilan sekitar Rp. 7.8 juta per bulan.
Dengan gaji segitu, hidup saya terbilang lumayan nyaman.
Dilansir dari Epochtimes, setiap hari saya berangkat dan pulang kerja menggunakan mobil jemputan perusahaan.
Karena tempat kerja saya cukup jauh dari rumah, maka saya harus berjalan kaki sekitar 10 menit setiap harinya menuju titik penjemputan.
Tahun lalu, saat saya pulang kerja, dimana ketika melewati sebuah tempat pengumpulan sampah dekat rumah saya, tiba-tiba saja kepala saya pusing.
Ini mungkin karena badan saya sedikit kurang fit beberapa hari ini, badan saya lemah tidak bergairah.
ditambah lagi gula darah saya juga rendah, sehingga tiba-tiba saya jatuh pingsan di pinggir jalan.
Kebetulan saat itu dilihat seorang pemulung yang kemudian memanggilkan taksi untuk mengantar saya ke rumah sakit.
Saat saya terbangun, saya melihat pemulung itu duduk di samping ranjang saya sambil tersenyum, dan tentu saja saya terkejut dibuatnya.
Kemudian, setelah mengetahui apa yang terjadi, saya sangat berterima kasih kepadanya.
Saya merasa ia adalah orang yang baik. Saat kami mengobrol, ternyata ia juga tinggal di sekitar rumah saya.
dan berkata bahwa ia seorang karyawan di sebuah perusahaan BUMN.