Bunda, Jangan Suka Katakan "Ayo cepetan", dan Minta Anak Buru-buru, Akibatnya Malah Fatal Lhoh


KENAPA?

KARENA AKIBATNYA BISA MAKIN BURUK TERHADAP PERILAKU MEREKA


Faktanya! Makin dilarang, mereka makin gencar melakukan apa yang kita larang....

Jadi bagaimana solusinya, begini lhoh bun cara memotivasi mereka. Ingat memotivasi bukan membujuk ya... Ada tiga alasan mengapa Ibu tak perlu mengatakan seperti itu:



Memang sih, mengelola waktu dengan balita bisa jadi sangat sulit. Seperti halnya ketika anak mulai masuk sekolah. Pagi hari bisa menjadi momen paling ribet yang bisa Ibu rasakan.

Membangunkan anak dari tidur saja susah, belum lagi memintanya mandi, berpakaian, makan, dan berjalan menuju kendaraan untuk berangkat.

Kadang anak seperti dengan sengaja memperlambat aktivitasnya.
- Diminta makan, ia malah ingin menonton film dulu.
- Diminta naik ke mobil, malah menjerit ingin ikut menutup pintu pagar.

Kalau sudah begini, kesabaran Ibu bisa habis, dan keluarlah kata, "Ayo Kakak, cepetan! Lama amat, sih?" Seringkali, ditambah dengan sedikit bentakan karena anak tidak juga segera melakukan apa yang Ibu sampaikan.

Namun, jika Ibu termasuk sering meminta anak buru-buru dan mengatakan "Ayo cepat!", sebaiknya Ibu berpikir ulang. Ada tiga alasan mengapa Ibu tak perlu mengatakan seperti itu:

* Cara ini tidak akan berhasil. Sangat jarang balita akan benar-benar menjadi lebih cepat ketika diberitahu untuk bergegas. Biasanya hal tersebut malah membuat anak akan lebih lambat karena mereka cenderung menjadi bingung dan cemas, tidak tahu bagaimana harus menyenangkan ibunya.

* Pesan orangtua yang ingin disampaikan ketika mengatakan “Cepatlah”: Ketika anak mendengar Ibu mengatakan “Cepatlah”, ia tahu apa pun yang Ibu fokuskan adalah lebih penting daripada dirinya. Kesenjangan ini dapat dengan mudah dihilangkan hanya dengan membuang kata “Cepatlah” dari kosakata Ibu. Gunakan cara yang berbeda untuk membantu memfokuskan kembali anak atau bergerak lebih cepat.

* Ibu tidak selalu perlu bergegas. Kadang-kadang kita yang perlu untuk melambat. Jika Ibu memiliki banyak tanggungjawab dan kepentingan dalam hidup, berusaha untuk selalu cepat memang akan terjadi secara alami, dan hal itu memungkinkan Ibu untuk menyesuaikan diri. Tetapi, cara itu juga mengalihkan fokus dari segala sesuatu dalam hidup kecuali prioritas Ibu.

Perlu Ibu ketahui, anak-anak memiliki kemampuan luar biasa untuk menikmati hidup. Mereka menghargai hal-hal kecil, dan terbiasa santai karena memungkinkan mereka menikmati apa pun yang mereka lakukan saat itu (meskipun hanya minum air atau naik ke mobil). Meskipun pasti akan ada waktunya kita perlu membantu anak untuk bergerak lebih cepat, seringkali kita juga bisa belajar dari anak untuk melambat sedikit. Pada saat itu, kita bisa benar-benar menikmati apa yang sedang kita lakukan dan bukan hanya berpikir tentang apa yang harus kita lakukan.


Lalu, apa yang harus dilakukan?Komunikasi yang efektif dengan anak dan harapan Ibu yang realistis dapat membantu mengurangi kebutuhan untuk berkata “Cepatlah”.

Begini triknya:

* Susunlah tugas menjadi langkah-langkah spesifik dan arahkan anak ke langkah berikutnya.Katakan pada anak untuk “Minum satu tegukan lagi, lalu letakkan cangkirnya di meja” atau “Pakai celana pendekmu, lalu ambil sandalmu”. Cara ini jauh lebih efektif daripada mengatakan pada mereka untuk buru-buru. Dengan cara ini, Ibu juga dapat membantu anak mengarahkan fokus mereka dan lanjut ke tahap berikut.



* Memotivasi anak.Ketika anak bersemangat tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, kata “Cepatlah” tidak mengganggu mereka lagi. Mereka ingin bergegas dan ingin bergerak lebih cepat sehingga mereka dapat mulai melakukan apa yang ingin mereka lakukan sesegera mungkin. Jika anak menyukai berkendara dalam mobil, cukup katakan, “Kamu harus segera berpakaian sehingga kita bisa segera masuk dalam mobil”. Hal itu dapat membantu fokus anak untuk bersiap-siap dan sungguh-sungguh melakukan hal itu.


* Berikan lebih banyak waktu.Balita yang sudah dapat berfokus pun butuh waktu lebih lama untuk melakukan sesuatu daripada kita. Kebutuhan untuk menyuruh balita bergegas sering disebabkan karena tidak adanya waktu yang cukup untuk memulai. Ketika merencanakan waktu, pikirkanlah tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan balita dan siapkan waktu tambahan untuk hal-hal tak terduga seperti minuman tumpah pada menit-menit akhir, popok yang harus diganti, sepatu hilang, dan lainnya.

Jika Ibu membuat rencana berdasarkan lamanya waktu yang benar-benar dibutuhkan, bukan berapa lama waktu yang mereka perlukan, Ibu tidak perlu berkata “Cepatlah” dan anak akan menjadi lebih santai.

Cari Artikel

close