Perjuangan Gadis 15 Tahun Yang Tinggal di Kolong Pasar



Wakil wali kota Semarang mengunjungi remaja Tika yang tinggal di kolong pasar 

Bintang.com, Jakarta Tak semua remaja di negeri ini beruntung. Salah satunya Atik Setiowati. Gadis yang akrab dipanggil Tika ini beberapa waktu lalu menjadi sorotan di Malang, Jawa Timur. Bukan keadaannya saja yang miris, tapi gadis 15 tahun ini saat itu baru saja melahirkan.


Dilansir dari Liputan6, Tika sehari-hari tak bekerja. Untuk memenuhi kebutuhannya, setiap hari dia mengamen di pinggir jalan. Sebelum melahirkan, Tika dulu hanya pengamen biasa.

Namun, usai menggendong bayinya yang baru lahir, Tika pun langsung didatangi banyak media lokal. Pasalnya, kondisi Tika sangat memprihatinkan. Gadis muda ini belum memiliki KTP, namun dia sudah harus menjadi seorang ibu.

Ibu muda yang sudah sempat menggelandang di jalanan Semarang selama setahun itu kini tinggal di sebuah kolong kios di lantai 3, pasar Bulu, Semarang.



Ilustrasi kehidupan kolong jembatan (Liputan6.com/Johan Tallo)

Meskipun awalnya tertutup, tulis Liputan6, dia akhirnya mulai berani untuk bercerita tentang keadaannya. Ternyata, dulu dia tinggal di Gunung Bintik, di tengah pemakaman umum Bergota. "Saya awalnya tinggal di Gunung Brintik, di tengah pemakaman umum Bergota. Kedua orang tua saya sudah meninggal," kata Tika, pada 2016 silam.

Usai kedua orangtuanya meninggal, dia pun kemudian bergaul dengan anak-anak jalanan. Baru sebentar hidup di jalanan, dia mengaku sudah memiliki pacar. Namanya uda Setyawan Gayamsari.

Sama seperti Tika, Yudha ternyata saat itu masih berusia 15 tahun dan hidup di jalanan. Saat mengetahui Tika hamil, keduanya panik. Pasalnya, mereka masih sangat muda dan belum bisa menikah pula. Selain itu, mereka berdua pun tak punya uang.



Ilsutrasi kehidupan kolong jembatan (Liputan6.com/Johan Tallo)


Karena bingung, Tika bercerita, mereka berdua akhirnya saling mendekat dan bekerja serta menabung bersama-sama.

Kabar kehamilan Tika pun dengan cepat menyebar ke komunitas anak-anak jalan. Namun, Tika dan Yudha memutuskan untuk fokus bekerja demi anak yang dikandung.

"Saya melahirkan di Rumah Sakit Bersalin Mardi Rahayu, Kalibanteng, hari Jumat 12 Februari," kata Tika. Meskipun mereka harus 'terpaksa' menjadi dewasa sebagai orangtua di usia belia, namun mereka tetap tak menyerah. Bahkan Tika, sebagai remaja biasa, masih memiliki mimpi yang terus dia bawa. Tika ingin menikah, memiliki KTP, juga KK, seperti keluarga lainnya.

Cari Artikel

close