Mengatasi anak-anak yang sedang mengamuk itu gampang-gampang susah. Penuh dilema. Tapi, ada beberapa kiat yang bisa kita gunakan untuk mengatasi masalah ini.
Simak kiatnya berikut ini:
1. Cari tahu penyebabnya.
Dengan mengetahui penyebab anak-anak mengamuk, kita akan mudah menentukan langkah yang harus kita ambil dalam menghadapi mereka.
2. Jangan ikut emosi.
Biasanya, orangtua akan ikut-ikutan menjadi emosi manakala anak mereka mengamuk. Orangtua bisa memukul, mencubit, dsb. Apakah itu solusi? Tidak. Anak-anak bukannya akan belajar mengatasi kemarahan mereka, tapi malah semakin menganggap orangtuanya jahat.
3. Abaikan dan ajari anak mengatasi kemarahannya.
Jangan turuti semua hal yang diinginkan pada saat itu juga. Bersikap cuek dan tidak memperdulikan kemarahannya, sebenarnya adalah cara yang sangat jitu untuk membuatnya tahu, bahwa kemarahannya tidak bisa membeli keinginannya. Katakan padanya, bahwa hanya anak-anak yang menyampaikan keinginan dengan cara yang baiklah yang akan mendapatkan keinginannya itu dari Anda. Bukan dengan amukan, tangisan, bahkan berguling-guling. Sikap tegas dan konsistensi Anda dengan sikap ini akan membuatnya berlatih lebih disiplin.
4. Sudut diam.
Dalam artian, bukan mengurung anak di kamar mandi atau di gudang. Tidak perlu main kunci pintu atau rantai. Cukup sediakan sebuah kursi yang Anda sebut sebagai kursi diam. Saat mengamuk, dudukkan anak disana, dan ia tidak boleh kemana-mana sampai ia bisa menenangkan diri. Boleh juga meminta anak untuk masuk ke kamarnya sendiri dan menenangkan diri. Ia boleh keluar dan kembali menyapa Anda setelah ia tenang.
Bawalah anak ke tempat yang tidak atau memiliki lebih sedikit ‘penonton’ dan biarkan anak berteriak di sana. Yang terpenting adalah, jangan menyerah hanya karena anda malu atau supaya anak anda diam. Percayalah, anak akan belajar untuk melakukannya lagi.
Setelah anak anda tenang, jelaskan pada bahwa perilaku yang tadi ia tunjukan tidak bisa diterima. Akan lebih baik lagi, jika anda sudah tahu bahwa ia mulai belajar menunjukan tantrum, buatlah perjanjian di awal mengenai konsekuensi yang harus diambil jika ia berperilaku demikian. Misalnya, dengan tidak bermain untuk sementara waktu atau memintanya tidak melakukan hal yang ia sukai untuk beberapa saat.
Tekankan bahwa ia tidak dapat melakukan hal seperti ini lagi dan anda bersedih karena harus memberikan konsekuensi yang lebih berat jika itu terjadi, seperti memperlama waktu konsekuensi. Komunikasikan kepada anak bahwa anda sangat sedih dan kecewa.
PASTIKAN PULA BAHWA KAMU MAMPU MENGUASAI EMOSI.
Gunakan suara yang tegas, bukan tinggi, dan hanya anda dan anak yang dapat mendengarnya. Jika anda sulit mengendalikan emosi, ambillah beberapa saat sebelum melakukan diskusi. Ingat, anda adalah tuntunan bagi anak. Selain itu, lakukan konsekuensi yang disepakati tersebut dan jangan ubah pendirian anda.
PERILAKU TANTRUM YANG PERLU DI KHAWATIRKAN
1. Aggressive tantrum
Yaitu apabila anak menunjukkan perilaku agresif terhadap orang lain atau mencoba menghancurkan mainannya sebanyak 10 dari 20 kali perilaku tantrum yang ditunjukkan.
2. Self injurious tantrum
3. Frequent tantrum
Orang tua perlu mewaspadai perilaku tantrum anak yang terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari selama kurun waktu tertentu, karena hal ini dapat menjadi indikator masalah klinis