Sisa-sisa Tembok Berlin masih terlihat di salah satu sudut ibu kota Jerman itu. Warga Jerman memperingati 25 tahun runtuhnya tembok pemisah tersebut yang menandai awal persatuan kembali Jerman
Sebagian Bongkahan Tembok Berlin kini tengah dipasang di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/9).
Namun, belum banyak yang mengetahui sisi lain tembok pemisah antara Jerman Timur dan Jerman Barat pasca Perang Dunia kedua silam.
Berdasarkan penelusuran lewat Wikipedia, tembok Berlin yang terbuat dari beton dibangun oleh Republik Demokratik Jerman atau Jerman Timur pada tanggal 13 Agustus 1961.
Tembok yang berdiri sepanjang Kanal Luisenstadt itu bertujuan untuk melindungi warga Jerman Timur dari faham radikal anti komunis.
Namun faktanya, Tembok Memalukan, sebutan Wali Kota Jerman Barat, Willy Brandt itu membatasi ruang gerak rakyat Jerman Timur dan menjadi simbol tirai besi yang memisahkan Eropa Barat dengan Blok Timur selama Perang Dingin pada tahun 1947 hingga 1991.Lempengan tembok berlin dan Patung Menembus Batas telah tiba di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak-Ruang Terbuka Hijau Kalijodo, Selasa (26/9/2017) (Warta Kota/Bintang Pradewo)
Ribuan rakyat mencoba menerobos, tetapi ratusan di antaranya tewas karena ditembak ataupun terkena ranjau darat.
Berselang 30 tahun sejak Tembok Berlin berdiri, pengaruh komunis dari Uni Soviet mulai hilang, perubahan politik radikal di kawasan Blok Timur ke arah liberalisasi mulai membawa perubahan pada sekitar tahun 1989.
Rakyat, baik Jerman Timur maupun Jerman Barat diperbolehkan melintasi Tembok Berlin terhitung sejak tanggal 9 November 1989, pasca kerusuhan sipil.
Bekas panjatan dan ulah pelatuk tembok yakni orang yang melubangi tembok menjadi awal keruntuhan tembok, sebelum akhirnya tembok resmi dibongkar pemerintah Jerman Timur pada tanggal 13 Januari 1990.
Tidak hanya mempersatukan rakyat, jatuhnya tembok pun dini sebagai awal persatuan atau reunifikasi Jerman yang ditandatangani pada tanggal 3 Oktober 1990.
Sementara itu, pemilik bongkahan tembok Berlin, Teguh Ostenrik menyebutkan, pemasangan potongan tembok Berlin sebagai pelajaran bagi warga Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Tujuannya sebagai pengingat persatuan dan kesatuan NKRI," jelasnya pada Selasa (26/9). (dwi)