Mengajarkan anak untuk disiplin memanglah bukan perkara yang mudah.
Apalagi ketika sang anak sedang menginginkan sesuatu.
Mereka bisa berteriak dan menangis menjadi-jadi karena keinginannya tersebut.
Terkadang para orang tua tidak tahan dengan teriakan dan tangisan anak.
Walau sudah menahan-nahan, jika tidak tahan dengan tangisannya tersebut, akhirnya ya akan kalah juga dan pendisiplinan anak menjadi dimulai dari nol kembali.
Memang, dalam mendisiplinkan anak para orang tua harus tegas dan harus terlihat seperti tega.
Tapi dianggap tega itu pun sebenarnya hanya di mata orang lain saja, asal sang orang tua tersebut tidak menggunakan kekerasan fisik mau pun verbal.
Hal inilah yang diungkapkan oleh pengguna Facebook Reed Wanadi yang mengungkapkan keluh kesahnya tentang mendisiplinkan anak yang tantrum.
Ia sering dianggap tega oleh orang lain, tapi pada dasarnya ia hanya berperilaku tegas agar sang anak bisa disiplin.
Berikut ini adalah cerita dari Reed Wanadi:Reed Wanadi yang sedang menghadapi anaknya yang tantrum (Facebook)
"Mendengar ocehan orang lain itu memang kadang-kadang bikin panas kuping
Namun hidup ini bukan buat menyenangkan orang lain
Kitalah yang bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, betul?
Ketika anak saya yang sulung sedang tantrum, menangis, merengek, lalu menjatuhkan dirinya sendiri ke tanah
Saya hanya melihatnya sembari menunggunya, menawarkan air minum untuknya, sambil sesekali bertanya: "sudah belum?", "Sudah mau bangun?", "Oke daddy tunggu ya"
Sedangkan istri saya senyum-senyum sembari mengambil foto
Lucunya, orang yang lalu lalang di sekitar kami seolah menyindir, nyinyir, berbicara sok tahu:
"Itu anak di tolongin dulu kek.."
"Duh kasian, minta apa sih? Mainan? Diturutin dong, kok dibiarin gitu sih..."
"Kejam nih orang, anaknya dibiarin gitu aja, malah di foto-foto pula.."
...dan semacamnya
Kami tetap tenang, sambil menunggu anak kami yang berusia hampir 3 tahun ini bangkit sendiri
Dalam proses ini jangan ada kontak mata dengan si anak, jangan di tinggal, tetap Awasi
Mengapa...?
Karena tantrum itu artinya si anak sedang belajar mengendalikan diri, agar dia mampu mengelola emosi
Menuruti kemauannya tidak akan menyelsaikan masalah, karena menjadi tidak jelas, akan jadi serba salah semuanya
Ini juga mengajarkan tidak semua yang diinginkannya di dunia bisa teralisasi, juga bukan karena ortunya rezeki itu ada
Setelah dia bangkit, barulah sejajarkan posisi tubuh dengannya, minta dia mengatakan dengan jelas apa keinginannya
Untunglah saat itu di gembira loka zoo yang terik, coba kalau di mall, bisa lama adegan seperti ini
Alhamdulillah dengan penanganan tantrum yang benar, anak kami tidak terlalu sering begini, dia telah belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa terwujud saat itu juga, dia belajar untuk mengendalikan emosi, dia sadar bukan begitu caranya meminta sesuatu
Jadi jika kelak anak Anda tantrum, biarkan saja sambil diawasi, tenangkan saja, sembari tanyakan apakah sudah mau menyelsaikan rengekannya
Mau yang lebih cepat lagi penyelsaiannya, Anda ikutan gulung2 di lantai, jamin si anak batal tantrum...hehehe...serius lho ini, kalau Anda cukup punya mental boleh saja lakukan yang ini
Salam Cemerlang"
Unggahan Facebook tersebut pun sudah dibagikan hampir 49 ribu kali dan di sukai lebih dari 32 ribu orang.
Netizen pun memuji cara Reed yang mendisiplinkan anaknya dengan cara itu dan tidak mendengarkan orang lain yang berkomentar atas sikapnya terhadap anaknya tersebut dan membagikan pengalaman mereka masing-masing.
Elly Cahyani: Itu anak cari perhatian supaya d turuti kemayannya sudah kebal saya dullu....tapi nenek/kakeknya sebagai dewa penoling jadilah anak rada egois .alhamdulillah sekrang sdah besar2 sdahvtau jika d bilangin
Denok Bundanya Adzkia: Iya om...tapi kadang kendala sama keluarga dirumah yang gak mau dengar rengekan lama. Maklum masih tinggal dengan keluarga belum misah. Pinginnya si anak segera ditolong padahal sedang proses pembelajaran. Kadang mereka yang nolongin, jadi pembelajaran emosi untuk anakku seringnya gagal. Jadi kalau saya sedang pembelajaran anak kabur ke mereka
Bagaimana nih om..
Rikky Yoelanda Putra: Saya dulu pernah ikutan nangis2 sama gulung2... Emang bener kok, berhenti seketika, tapi emang yang urat malunya udah putus aja yang berani, kebetulan urat malu saya lagi ketinggalan di kulkas dulu.
Ganefi Suherlin: Hahaha jadi inget waktu anak2 kecil dulu...
Kalo anak nangis ga brenti2, sayanya teriak dan ikut nangis... eh si anak brenti nangisnya sambil ngeliatin mamanya dengan ekspresi bingung...
Zuaroh: Superrr om.. saya salut..
Dl anak sy malah kabur lari..
Sy ngejar malah dia semakin lari.. karna panik takut ketabrak mobil..
Dl saya suka ajak ke mall..
Pd saat dia tantrum saya ngumpet ga jauh sambil diperhatikan gerak geriknya.
Pas dia dah teriak mamah..
Sy samperin..
Memang agak kejam kelihatannya.
Tp Alhamdulillah skrg anak sy malah lebih memahami
Skrg klo dia mau sesuatu dia nabung sambil bil ke sy dia mau sesuatu skrg nabung katanya.
Bravo om.. menjadi orang tua yg keren